Selasa, 08 Mei 2012

Lebih Baik Kompetisi Visi Misi Daripada Kampanye Negatif
 
Poster dua pasangan bakal calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (7/5). Perang poster dan spanduk terjadi di Jakarta meski belum ada penetapan peserta Pilkada Jakarta.

JAKARTA - Beberapa waktu belakangan, beredar selebaran gelap berisi hal-hal yang dianggap menyudutkan beberapa bakal kandidat gubernur DKI Jakarta, yaitu Joko Widodo dan Alex Noerdin. Hal tersebut membuat Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) berkomentar.
Ketua Pokja Pencalonan KPUD Jakarta, Jamaluddin menegaskan para bakal kandidat yang bertarung dalam Pilkada kali ini diminta mengedepankan politik santun daripada melakukan kampanye negatif satu sama lain.
"Lebih baik setiap para bakal calon ini berkompetisi dengan program visi dan misi daripada bekompetisi dengan membangun image buruk tentang kompetitor," tegas Jamaluddin kepada wartawan di Kantor KPUD, Jl. Budi Kemuliaan, Jakarta Pusat, Senin (7/5/2012).
Dalam aturan kampanye, Jamaluddin melanjutkan, telah ditegaskan seluruh bakal calon dilarang melakukan hasutan, menyebarkan kebencian, menyebarkan fitnah, menyebabkan kerusuhan, menyinggung SARA, atau mempersoalkan NKRI dan Pancasila.
Permasalahan yang kini dihadapi KPUD adalah, Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) yang memiliki wewenang untuk melakukan penindakan terhadap kasus tersebut tidak bisa berbuat apa-apa. Pasalnya selebaran yang muncul tidak dapat dikategorikan sebagai kampanye negatif dan bukan terjadi saat masa kampanye.
"Tapi itu sebagai gerakan politik mungkin saja. Tinggal Panwaslu saja, apakah ada unsur pidana pemilu di situ atau tidak," lanjutnya.
Sebelumnya diberitakan selebaran berisi beberapa poin yang mengungkap data kegagalan Jokowi selama dua periode memimpin Solo, Jawa Tengah beredar di daerah-daerah pemukiman Jakarta. Pada selebaran itu terdapat foto Jokowi dengan tulisan merah tebal "Tolak Pemimpin Haus Kekuasaan dan Tidak Amanah".
Tak hanya menyerang calon gubernur yang diusung PDI Perjuangan dan Gerindra, berita tak menyenangkan juga diterima calon gubernur yang diusung Partai Golkar, PPP dan PDS, Alex Noerdin. Pada masa awal pencalonannya, ia diserang dengan isu beristri dua. Isu ini sempat menjadi pemberitaan media massa.